Kembang 6 Rupa

Kembang 6 Rupa
Sinopsis:

Kembang 6 Rupa adalah seri (omnibus) film dokumenter pendek tentang 6 remaja perempuan yang tengah menghadapi masa depan di kampung halamannya. Kembang 6 Rupa diproduksi oleh Yayasan Kampung Halaman, berkolaborasi dengan 6 (enam) sutradara dan 6 (enam) remaja perempuan di Indramayu, Sumedang, Kuningan, Sleman, Sumbawa dan Wamena.

Daftar film:

Film Karatagan Ciremai
Karatagan Ciremai
2014 | 17 menit | Kuningan | Ady Mulyana

Anih Kurniasih (15 tahun) dari Desa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat yang meyakini agama leluhurnya: Sunda Wiwitan. Berdasarkan alasan negara hanya mengakui enam agama resmi, Anih dan keluarganya senantiasa mengalami diskriminasi. Sejak lahir, ia tercatat sebagai anak angkat dari kedua orangtua kandungnya. Pernikahan orangtuanya dianggap tidak sah. Akibatnya, Anih dan adik-adiknya kesulitan untuk mendapatkan akte kelahiran dan surat administrasi kependudukan lainnya. Disadari atau tidak, yang dialami Anih adalah diskriminasi terstruktur. Sampai kapan hal ini terus berlangsung? Bisakah Anih memperoleh pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan cita-citanya?

Agnes, Pewaris Budaya Dunia?
Agnes, Pewaris Budaya Dunia?
2014 | 7 menit | Wamena | Arief Hartawan

Agnes Asso (17 tahun), remaja perempuan dari Distrik Asolokobal (11 KM dari Wamena, Papua). Kehamilan dan kelahiran putrinya membuat sekolah Agnes terhenti di kelas 1 SMA. Karena sampai saat ini Agnes belum juga dinikahi oleh pasangannya, maka untuk menyambung kehidupannya sebagai orangtua tunggal, Agnes mengandalkan keterampilannya menganyam dan menjual noken. Bisakah noken memenuhi kebutuhan sehari-hari dan impian untuk melanjutkan sekolah?

Bintang di Pelupuk Mata (Tak Tampak)
Bintang di Pelupuk Mata (Tak Tampak)
2014 | 16 menit | Sumedang | Dwi Sujanti Nugraheni

Pipit Fitrianti (16 tahun) dari Desa Cibeureum Wetan, Sumedang adalah gadis ceria yang sudah kenyang diberi stigma sebagai “cabe-cabean” oleh orang-orang di kampungnya. Stigma itu yang membuat prestasi Pipit tidak diakui. Padahal Pipit adalah murid dan atlet berprestasi. Cita-citanya tak muluk, ia hanya ingin menjadi guru olahraga atau guru matematika, tapi jalan penuh rintang sepertinya akan menghadang, bahkan pihak sekolahnya enggan mendukung cita-cita Pipit. Siapa seharusnya yang mendukung Pipit?

Haruskah ke Negeri Lain?
Haruskah ke Negeri Lain?
2014 | 15 menit | Sumbawa | Anton Susilo

Maesarah (17 tahun) adalah satu dari remaja dari Pulau Bungin, Sumbawa yang ingin memperbaiki kehidupan keluarganya dengan bekerja di Malaysia. Untuk mewujudkan impiannya ini, SMK tempat Mae bersekolah meminta calon pekerja seperti Mae untuk menyiapkan biaya sebesar Rp. 2 juta. Saat Mae mencari informasi dari tetangga yang sudah memberangkatkan anak mereka ke Malaysia, dia menemukan adanya indikasi adanya jaring laba-laba seputar biaya keberangkatan yang melibatkan pihak sekolahnya.

Bangun Pemuda! Pemudi Sudah
Bangun Pemuda! Pemudi Sudah
2014 | 8 menit | Sleman | Michael A.C.

Nala Sahita Putri (17 tahun), anggota perempuan yang sangat kritis di GAMA 55, sebuah sub Karang Taruna di Dusun Krapyak, Desa Wedomartani, DIY. Berdiri sejak 1984, GAMA 55 diharapkan menjadi salah satu ujung tombak masyarakat khususnya dari pihak orang tua untuk menjadi wadah bagi remajanya ikut membangun dusun. Itukah yang terjadi? Bagaimana kerjasama antara anggota perempuan dan anggota laki-laki GAMA 55? Kenapa anggota perempuan dianggap tidak memiliki potensi? Benarkah?

Miang Meng Jakarta (Aku ingin ke Jakarta)
Miang Meng Jakarta (Aku ingin ke Jakarta)
2014 | 14 menit | Indramayu | Opan Rinaldi

Ika (16 tahun) dari Desa Amis, Indramayu sangat ingin bekerja ke Jakarta. Masa lalu yang buruk membuat Ika memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya saat di SMP. Usianya yang belum cukup, dan keinginan ibunya agar dia tetap tinggal di Indramayu membuatnya frustasi. Segala upaya dia lakukan agar segera pergi dari Amis. Akankah Ika terus bertahan di kampungnya?